KERJA KELOMPOK MEMBUAT MINIATUR RUMAH

| Sabtu, 07 November 2020

 

Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pendidikan dalam konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara bertujuan "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat  menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan  tumbuhnya kekuatan kodrat anak”

Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan, agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Ki Hajar Dewantara juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. Ki Hajar Dewantara menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Refleksi diriku

Sebelum saya konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya memiliki keyakinan bahwa hasil pembelajaran peserta didik tergantung guru dan seperti apa karakter dan kodratpeserta didik  tergantung pada guru dan materi yang diterima oleh peserta didik.  Dengan kata lain  bahwa guru bisa mengubah kodrat peserta didik melalui usaha pembelajaran yang diberikan.

Selain itu saya juga memiliki pemahaman jika peserta didik harus memiliki rasa takut pada guru agar mereka bisa disiplin dan mengikuti kegiatan pembelajaran secara maksimal.

Setelah saya memahami jika pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat anak  agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat, memahami jika pendidikan itu berpusat pada anak  dengan  prinsip menghamba pada anak serta  memahami jika anak-anak tidak bisa lepas dari bermain maka saya  mulai melakukan perubahan dalam pembelajaran berupa ;

ü  Menerapkan metode Student Centered Learning (SCL) dalam kegiatan pembelajaran

ü  Menerapkan konsep merdeka belajar dengan cara melakukan pembelajaran tambahan secara kombinasi (antara daring dan luring, sesuai kondisi), dengan terlebih dahulu melakukan kesepakatan antara guru dan siswa, kapan dan materi apa yang akan dibahas.

ü  Menerapkan pembiasaan gotong royong sebagai karakter pelajar pancasila.

ü  Menggunakan berbagai bentuk permainan anak-anak sebagai media pembelajaran sehingga anak-anak meningkat motivasi belajarnya dan kegiatan pembelajaran tidak membosankan.

ü  Meniadakan hukuman disiplin pada siswa atas pelanggaran atau kesalahan, jika pelanggaran dianggap melampaui batas, maka siswa akan diajak diskusi dan mencari solusi yang terbaik agar siswa tersebut memahami kalau dirinya salah sehingga timbul kesadaran untuk memperbaikinya.

Aksi Nyata Penerapan Konsep KHD dalam pembelajaran.

Dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara saya melakukan beberapa tahapan kegiatan sebagai berikut ;

1.      Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap ini saya mendiskusikan bersama anak-anak tentang kegiatan pembelajaran mereka. Mulai dari masalah pembelajaran yang mereka miliki, lalu materi pembelajaran apa yang ingin mereka dalami, bagaimana dan kapan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang mereka inginkan. Pada tahap ini saya melakukan diskusi secara daring menggunakan aplikasi zoom meeting bersama beberapa siswa sebagai perwakilan kelas.


Pada tahap perencanaan ini, ternyata permasalahan dan keinginan para peserta didik berbeda-beda. Ada yang ingin mendalami mata pelajaran matematika, ada yang ingin mempelajari IPA, ada yang ingin memperlajari mata pelajaran muatan local Bahasa Daerah dan lain sebagainya.

 

Terhadap perbedaan itu, saya memberi jalan tengah sebagai solusi. Awalnya saya menyerahkan ke peserta didik, kira-kira kegiatan pembelajaran apa, yang dilakukan dalam satu kali kegiatan namun melibatkan seluruh pelajaran yang mereka ingin dalami. Para peserta didik mencoba bereksplorasi, namun belum ada gagasan. Akhirnya saya membantu memberi ide, bagaimana jika kegiatan pembelajaran itu adalah kegiatan membuat miniature (reflika) rumah. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut aka nada unsur matematikanya yaitu menghitung volume dan luas permukaan miniature rumah yang mereka buat. Akan ada nilai-nilai PPKn-nya yaitu kegiatan gotong royong, juga ada kegiatan pembelajaran IPA ketika mereka menata miniature tanaman sebagai hiasan rumah, ada praktek berbahasa Indonesia ketika mereka menjelaskan perasaan dan kesan mereka di akhir pembelajaran serta ada kegiatan pembelajaran SBdP-nya ketika mereka menata dan merangkai miniature rumah yang mereka buat. Dan ternyata usulan saya mereka terima dengan antusias. Akhirnya kegiatan diskusi pembelajaran ditutup dengan kesepakan bersama untuk mengadakan kegiatan pembelajaran berupa praktek membuat miniature rumah.

 

2.  Tahap persiapan


Tahap ini pun dilakukan secara daring menggunakan aplikasi zoom meeting. Pada tahap ini guru mengecek kesiapan siswa untuk menikuti kegiatan pembelajaran. Guru memastikan kelompok yang dibentuk siswa secara mandiri, bahan dan peralatan yang disiapkan serta desain kegiatan. Dan ternyata para peserta didik sudah melakukannya dengan baik.

 

3.      Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini dilaksanakan pada siang hari yaitu pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB di sekolah. Peserta didik bersama kelompoknya masing-masing melakukan kegiatan pembelajaran sesuai desain kegiatan yang telah disepakati. Pertama-tama, guru melakukan pengecekan perkelompok untuk memastikan kesiapan alat dan bahan, pembagian tugas dan desain kerja. Setelah itu peserta didik bersama kelompoknya masing-masing memilih tempat untuk melakukan kegiatannya. Rata-rata memilih teras di depan kelas. Guru berkeliling membimbing per kelompok sambil mengambil dokumentasi kegiatan. Di antara para peserta didik ada yang bertugas memotong bahan, ada yang merangkai, dan menyiapkan hiasan miniature rumahnya. Setelah miniature rumahnya selesai, mereka bersama-sama menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang yang mereka buat. Mereka juga menulis identitas mereka dalam aksara Lampung. Setelah selesai, satu orang dari perwakilan masing-masing kelompok menyampaikan kesan dan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang baru saja mereka lakukan. Setelah selesai, seluruh peserta didik bersama-sama membersihkan kembali lingkungan sekolah dari bahan-bahan sisa kegiatan pembelajaran. 


Kesimpulan dan saran.

Selama mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik merasa senang karena mereka merasa bebas mengekspresikan ide-ide mereka tanpa adanya rasa jenuh dan tertekan. Sehingga pembelajaran lebih bermakna dan mereka tetap bersemangat.

 

Tentunya kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan konsep Ki Hajar Dewantara ini harus dikembangkan dan disempurnakan lagi sehingga hasil kegiatan pembelajaran benar-benar maksimal sesuai dengan yang dicita-citakan oleh Ki Hajar Dewantara di dalam konsepnya.


0 komentar:

Prev
▲Top▲