KTI tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Pemberian Tugas

| Sabtu, 04 April 2015
                                                                                                                                                       
LAPORAN

KARYA ILMIAH

TENTANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA MATA PELAJARAN
IPA KELAS IV SDN 3 AGUNG JAYA
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

                                             
                                        
                                                             OLEH :

                                                      
                                NAMA            : ISTAWANTO,S.Pd.SD.
                                NIP                 : 19700304 200801 1 006
                       









                                  DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
SDN 3 AGUNG JAYA  KEC.WAY KENANGA
TAHUN AJARAN 2013 / 2014          
             
                                


                                                                  
    PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA MATA PELAJARAN
IPA KELAS IV SDN 03 AGUNG JAYA
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014




                                           ABSTRAK

             Metode pemberian tugas atau resitasi adalah suatu metode atau cara-cara pemberian tugas yang dapat  diberikan oleh guru kepada siswa,dalam bentuk soal-soal yang dapat dikerjakan baik dirumah,disekolah maupun diluar rumah atau ditempat-tempat lain. Dengan metode resitasi siswa akan lebih giat belajar dan dapat menggunakan waktu senggangnya untuk melaksanakan tugas-tugas dirumah sehingga siswa juga dapat mengembangkan daya berfikir sendiri,,inisiatif, kreatif dan melatih diri untuk bertanggung- jawab. Selanjutnya peningkatan prestasi  belajar siswa adalah target utama dari proses belajar, sehingga metode pemberian tugas yang saya pilih ini, sebagai salah satu metode dari beberapa metode pembelajaran yang ada.

             Keberhasilan peserta didik atau siswa didalam proses  pembelajaran dapat terlihat dari hasil belajar yang diperolehnya, hasil belajar adalah  kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah Ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar sebagai kapasitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar yang meliputi : ketrampilan intelektual,informasi verbal,strategi kognitif,ketrampilan kognitif serta sikap atau nilai-nillai. Proses belajar yang menggunakan berbagai macam metode pembelajaran atau metode pembelajaran yang variatif akan  membuka peluang yang lebih besar terhadap kemungkinan keberhasilan hasil belajar siswa, tak terkecuali metode pemberian tugas yang saya pakai ini,sehingga proses belajar akan terlihat lebih dinamis,tidak monoton dan lebih bermakna.

Kata Kunci : Metode Pemberian Tugas,Peningkatan Belajar,dan Hasil Belajar.













I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam rangka memajukan tujuan pendidikan terutama pendidikan di sekolah, tidak terlepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Pada proses belajar mengajar di sekolah, guru bertanggung jawab atas hasil belajar siswanya. Guru harus memberikan yang terbaik bagi anak didiknya agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang penulis sajikan dalam tabel 1 dimana kebanyakan anak belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang sudah ditetapkan yaitu 6,0. Untuk lebih jelasnya berikut penulis sajikan tabel daftar nilai IPA siswa kelas IV. SDN 3 Agung Jaya semester II tahun pelajaran 2013/2014

Tabel. 1. Daftar nilai ujian harian pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 3 Agung JayaSemester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No
Nama Siswa
Nilai Pelajaran IPA
1.
2.
3.
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Abdul Rohman
Agus Aprianto
Andri Saputra
Binti Mahmudah
Dwiyanti
Lukman
Muhammad Anwar
Meilia Rosanti
Nur Hidayah
Nur Aini
Oki Pratama
Purwanti
Ria Ekasari
Rohayati
Riki Andrean
Sulistiyorini
Sujarwo
Susi Lestari
Suramto
Siti Mukodimatul K.
Titin Sholekhah
Tias Dewi Fortuna
Tria Junianto
Viktor Imanuel
Yoga Aprianto
5,50
5,50
6,40
5,50
5,50
6,60
6,00
5,50
5,20
4,25
5,20
4,20
6,40
4,40
6,00
7,00
4,60
5,50
4,60
6,00
4,20
4,80
60
6,50
5,60
Sumber: Data Hasil Ulangan Harian, 2013



Dalam keadaan demikian, salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas adalah salah satu cara menekan bagaimana seorang siswa dapat belajar lebih baik dan mandiri secara aktif. Cara ini diharapkan dapat mengembangkan konsep-konsep dalam suatu urutan yang benar. Cara ini juga akan memperlihatkan bagaimana seorang siswa dapat belajar mandiri.

Metode resitasi atau pemberian tugas adalah suatu metode atau cara-cara pembagian tugas yang dapat diberikan oleh guru kepada siswa dalam bentuk soal-soal yang dapat dikerjakan baik di rumah, di sekolah, di perpustakaan atau di tempat-tempat lainnya (Daryanto, 1985:43).

Dengan metode resitasi siswa akan lebih giat belajar dan dapat menggunakan waktu senggangnya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, sehingga siswa juga dapat mengembangkan daya berpikir sendiri inisiatif, kreatif dan melatih diri bertanggung jawab.

1.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan data tersebut penulis  mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.      Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran khususnya IPA terutama materi energi panas
2.      Kurangnya perhatian siswa pada waktu penjelasan materi, dan
3.      Metode pembelajaran yang kurang tepat

2.      Analisis Masalah
Setelah menganalisis kembali , maka diketahui faktor penyebab siswa kurang menguasai materi:
1.      Penjelasan materi terlalu abstrak sehingga sulit dipahami oleh siswa
2.      Siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti pelajaran IPA
3.      Rendahnya minat belajar siswa selama pembelajaran
4.      Kurangnya keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal baru dalam pembelajaran IPA
5.      Rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
6.      Variasi mengajar guru yang monoton sehingga siswa dapat menebak apa yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran
B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah di atas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.      Penerapan metode pemberian tugas pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN 3 Agung Jaya tentang materi Energi panas.
2.      Mengunakan metode pemberian tugas dalam mata pelajaran IPA agar siswa terlbat aktif dalam pembelajaran.

C.    Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan perbaikan dalam pembelajaran yaitu:

1.      Memudahkan pemahaman siswa pada materi energi panas dengan menerapkan metode pemberian tugas.
2.      Menganalisis dampak penerapan metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.

D.    Manfaat Perbaikan

Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi:

1.      Guru, untuk meningkatkan kemampuan professional sebagai guru
2.      Siswa, dapat meningkatkan pemahaman energi panas, sehingga akan lebih mudah menguasai pelajaran berikutnya.
3.      Sekolah, untuk digunakan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut.
4.      Instansi pendidikan, untuk digunakan sebagai standar keberhasilan secara nasional.







                                     II.  KAJIAN PUSTAKA

A.     Pengertian Belajar dan Hasil Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek dan pengalaman tertentu, hal ini di kemukakan oleh para ahli psikolog dalam Asmawi Zainul (2005). Secara khusus dan aliran psikologi kognitif mengemukakan bahwa belajar tidak harus berpusat pada guru, tetepi anak harus lebih aktif. Oleh kerenanya menurut Mikarsa, dkk (2005) siswa harus dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang dipelajarinya. Konsekuesinya materi yang dipelajari harus menarik minat pendidik dan menentang sehingga mereka asyik dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Menurut Asmawi Zainul (2005) pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Dua pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar adalah siswa dan guru. Dalam teori-teori yang modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dan siswa, diminta kedua belah pihak berperan dan berbuat baik secara aktif di dalam suatu kerangka belajar (frame work) dan dengan menggunakan kerangka berfikir (frame of reference) yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama.

   B. Metode Pembelajaran Pemberian Tugas
Dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA dikenal beragam teknik pendekatan, strategi pembelajaran, dan model pembelajaran yang tepat sasaran, berdaya guna dan berhasil guna yang dapat diterapkan secara aplikatif kepada siswa di kelas. Berbagai metode, pendekatan, strategi maupun model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan serta karakteristik yang sesuai dengan situasi dan kondisi kalas tertentu, namun masing-masing memiliki satu tujuan yang sama yaitu memperlancar proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA dan meningkatkan prestasi belajar mengajar siswa pasca kegiatan belajar mengajar pelajaran IPA. Salah satu metode tersebut yaitu metode pemberian tugas atau resitasi.
Metode resitasi atau pemberian tugas adalah suatu metode atau cara-cara pembagian tugas yang dapat diberikan oleh guru kepada siswa dalam bentuk soal-soal yang dapat dikerjakan baik di rumah, di sekolah, di perpustakaan atau di tmpat-tempat lainnya (Daryanto, 1985:43). Dengan metode resitasi siswa akan lebih giat belajar dan dapat menggunakan waktu senggangnya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, sehingga siswa juga dapat mengembangkan daya berfikir sendiri inisiatif, kreatif dan melatih diri bertanggung jawab.

    C. Hasil Belajar

Keberhasilan seseorang dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya. Hasil belajar menurut Sudjana (2005: 22) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Gagne, Briggs dan Wager (1992) mengemukakan hasil belajar sebagai kapasitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar meliputi lima ketegori hasil belajar, yaitu: 1). Keterampilan intelektual, 2). Informasi verbal, 3). Strategi kognitif, 4). Keterampilan kognitif, dan 5). Sikap atau nilai-nilai.

Selanjutnya dijelaskan keterampilan intelektual adalah kapasitas yang dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu obyek, menghubungkan konsep dan dapat menghasilkan suatu pengetian serta pemecahan masalah. Informasi verbal adalah kapasitas seseorang untuk mengungkapkan informasi, fakta atau label yang telah tersimpan dalam bentuk bahasa, baik secara lisan maupun tertulis. Strategi kognitif adalah kapasitas seseorang untuk mengatur secara efesien dan mengarahkan aktifitas mentalnya sendiri dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Keterampilan motorik adalah kapasitas seseorang untuk melakukan gerak jasmani (otot) secara terpadu dan terkoordinasi. Sikap adalah kapasitas yang dimiliki seseorang berupa kecenderungan dengan menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian obyek tersebut. Lebih lanjut, Gagne, Briggs, dan Wager (1992) mengatakan bahwa hasil belajar tersebut pada akhirnya merupakan perilaku yang dapat diamati dari penampilan orang yang belajar tersebut. Menurut Bloom (1970) hasil belajar adalah perolehan mahasiswa setelah mengikuti suatu proses belajar yang meliputi tiga bidang kemampuan, yaitu: 1). Kognitif, 2). Psikomotor, 3). Afektif. Ketiga kemampuan ini bias dijelaskan sebagai berikut:





1.         Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif adalah prilaku yang merupakan hasil kerja otak. Bloom membagi kemampuan kognitif menjadi enam tingkat, yaitu; penetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Keenam tingkatan ini merupakan urutan kemampuan mulai dari yang paling rendah sampai kepada yang paling tinggi. Keenam tingkatan itu dijelaskan sebagai berikut:
a)      Pengetahuan merupakan hasil belajar yang menekankan pada kemampuan mengingat kembali bagian informasi khusus dan umum, serta informasi tentang suatu obyek, prinsip, metode, proses atau contoh yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasinya dalam bentuk simbol lain. Kemampuan mengetahui ini merupakan hasil belajar yang paling rendah dibandingkan dengan kemampuan lainnya.
b)      Pemahaman merupakan hasil belajar untuk mengenal bagian dari suatu informasi untuk dapat membangun kesatuan informasi dengan pengertian yang lebih lengkap.
c)      Aplikasi adalah hasil belajar untuk menerapkan prinsip informasi atau pengetahuan terapan dalam situasi yang berbeda.
d)     Analisis merupakan hasil belajar yang menekankan agar mahasiswa mampu memilah atau membagi unit informasi ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil, dengan maksud agar menjadi lebih jelas maknanya.
e)      Sintesis adalah hasil belajar yang menyatukan atau mengkombinasikan elemen informasi ke dalam unit informasi yang berkaitan dan mengandung arti yang jelas.
f)       Evaluasi merupakan hasil belajar yang menekankan untuk informasi, bahan atau metode.

Dalam perkembangan selanjutnya pendapat Bloom tentang taxonomi ini direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001:30), sehingga tingkatan kemampuan kognitif berubah menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan dibedakan dalam empat aspek, yaitu (1) pengetahuan factual (factual knowledge), (2) pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), yang terdiri dari pengetahuan klasifikasi dan katagori, pengetahuan prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan teori, model dan struktur, (3) pengetahuan procedural (procedural knowledge) yang terdiri dari pengetahuan keterampilan spesifik, pengetahuan teknik-teknik spesifik dan metode, dan (4) pengetahuan metakognisi (metacognitif knowledge) yang terdiri dari pengetahuan strategis, pengetahuan tugas-tugas kognitif, dan pengetahuan diri. Adapun dimensi proses kognitif dibagi menjadi enam tinggkatan, yaitu: (1) mengingat (remember), (2) memahami (understanding), (3) menerapkan (apply), (4) menganalisis (analyze), (5) Mengevaluasi (evaluate), dan (6) menciptakan (Create)

2.        Kemampuan Psikomotor

Kemampuan Psikomotor adalah perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Kemampuan ini terdiri dari lima jenjang, yaitu: menirukan gerak, memanipulasi kata-kata menjadi gerak, melakukan gerak dengan cepat, merangkai berbagai gerak, dan melakukan gerak dengan wajar dan efisien.

3.        Kemampuan Afektif

Kemampuan afektif adalah perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk menbuat pilihan atau keputusan untuk beraksi dalam lingkungan tertentu. Bloom dan Masia membagi kemampuan ini menjadi lima tingkatan kemampuan, yaitu: menerima nilai, membuat respon terhadap nilai, menghargai nilai-nilai yang ada, mengorganisasikan nilai, dan mengamalkan nilai secara kontinyu.













          III.  PELAKSANAAN PERBAIKAN

A.      Subjek Penelitian
1.        Lokasi
Pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk perbaikan pembelajaran diadakan di SD Negeri 3 Agung Jaya Kecamatan way Kenanga Kabupaten Tulang Bawang Barat.

2.        Waktu
Adapun waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA dengan materi energi panas dengan rincian jadwal sebagai berikut:
Hari
Tanggal
Siklus
Mata
Pelajaran
Keterangan
Senin
09 April 2013
  Pra-siklus
IPA
Observasi
Senin
16 April 2013
         1
IPA
Perbaikan 1
Senin
30 April 2013
         2
IPA
Perbaikan 2

3.        Karakteristik Siswa
Dalam pmelaksanakan perbaikan pembelajaran,penulis melakukan prosedur atau langkah-langkah secara umum diantaranya melakukan observasi kelas pada saat mata pelajaran IPA. Observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. Pada tatap mika yang pertama, penulis melakukan prosedur pembelajaran sebagai langkah awal, dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan dan melihat hasil observsi. Dari hasil pembelajaran pertama inilah penulis mengadakan perbaikan-perbaikan yang dititik  beratkan pada masalah aktivitas dan hasil belajar yang rendah. Begitu pula yang dilakukan penulis terhadap teman sejawat, penulis melakukan diskusi denag teman sejawat untuk menetukan langkahh-langkah berikutnya dan dikonsultasikan dengan supervisor.

B.       Deskripsi Per Siklus
1.        Persiapan
Penelitian ini dilaksanakan dengan memakai siklus-siklus ayng berlangsung pada  semester II. Adapun persiapan tindakan yang dilakukan adalah:
a.         Membuat jadwal rencana tindakan untuk menetukan materi pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
b.        Mempersiapkan kelengkapan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
c.         LKS dan instrumen-instrumen penelitian tindakan kelas.

2.        Rencana Tindakan Siklus I
a.       Planning
Pada siklus I penulis mencoba menggunakan metode pemberian tugas untuk membantu mempelajari materi energi panas dan bunyi serta sifat-sifatnya.
b.      Acting
Guru mulai menggunakan metode pemberian tugas, guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah agar dapat memperjelas siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut. Selanjutnya mengerjakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
c.       Observasing
Dengan telah dipersiapkan format untuk mengambil data proses pembelajaran di kelas (selama  proses belajar mengajar guru) dengan teman sejawat mencacat hasil belajar siswa.
d.      Reflecting
Setelah selesai kegiatan belajar mengajar guru dan teman sejawat berkolaborasi menganalisis proses pembelajaran yang telah diselesaikan seperti aktifitas siswa, dan cara guru mengajar dengan menggunakan metode pemberian tugas, kemudian kekurangan dan kebaikannya akan dijadikan acuan untuk perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya. Semua catatan yang dirasakan perlu perlakuan perbaikan dicatat secara sistematis untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya antara lain, hasil belajar siswa dan aktivitas siswa.

3.        Rencana Siklus II
a.       Planing
Pada siklus II dengan metode pemberian tugas diharapakan pembelajaran tidak monoton, haasil belajar siswa meningkat, siswa akan lebih aktif dalam proses belajar mengajar, mempermudah memahami materi pelajaran dan membantu guru dalam memberikan pelajaran.
b.      Acting
Penggunaan seperti pada siklus I, siswa lebih dibimbing dalam belajar dan penggunaan metode resitasi lebih dioptimalkan. Diharapkan siswa lebih mudah memahami materi pelajaran, dan akan lebih aktif untuk bertanya. Pada kesempatan tertentu siswa disuruh ke depan untuk  menjelaskan materi dengan apa yang mereka perhatikan dan selanjutnya siswa diberikan tes.
c.       Observasing
Guru dan teman sejawat mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan proses selama tindakan, baik aktivitas siswa maupun guru, untuk dilakukan refleksi dan rencana perbaikan pada siklus berikutnya.
d.      Reflecting
Data-data yang diperoleh selama siklusn II diolah, direnungkan, dikoreksi apakah ada kekurangan, kelebihan atau penyimpangan selama tindakan. Metode pemberian tugas harapannya mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

























C.    Teknik Analisis Data   
 
Teknik analisis data dalam penelitian perbaikan pembelajaran ini menggunakan beberapa instrumen pendukung.  Instrumen  yang digunaka dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan tes.

a.    Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa, mulai dari awal pembelajaran sampai  akhir pembelajaran IPA mengenai energi gerak alam yang terjadi angin darat dan angin laut.

b.    Pedoman Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog untuk memperoleh data verbal atau  konfirmasi  dari  siswa  dan  guru  mengenai  penyebab  kesulitan  siswa  dalam memahami  materi pembelajaran.
c.                Tes

Tes adalah serentatan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Tes yang digunakan peneliti bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami angin darat dan angin laut.  

d.   Validasi Data

Validasi data yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada pendapat
Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2005 : 168-171), yaitu:
-          Member     chek,    memeriksa       kembali            keterangan-keterangan            atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pembelajaran.
-          Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.
-          Audit          Trail,   yaitu    mengecek        kebenaran        prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.
-          Expert Opinion, pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti       kepada pakar      profesional,     dalam  hal       ini        penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen.
Berdasarkan validasi diatas, maka validasi data yang akan  digunakan oleh peneliti yaitu  member chek dan triangulasi. Untuk validasi member chek, setelah wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. Peneliti  memeriksa hasil wawancara dan obsevasi, apakah sudah tercatat sesuai yang terjadi atau ada yang belum tercatat.

Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa peneliti akan membandingkan serta mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru kelas V pada saat pembelajaran IPA.




              IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Per Siklus
Dari hasil pengolahan data penulisan memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil evaluasi pelajaran IPA kelas IVA di SD Negeri 3 Agung Jaya
               Kecamatan Way Kenanga, Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun
               Pelajaran 2013/2014
No
Nama Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1.
Abdul Rohman
4,50
6,60
7,00
2.
Agus Aprianto
4,50
5,70
7,00
3.
Andri Saputra
5,40
6,40
7,60
4.
Binti Mahmudah
4,60
5,80
6,90
5.
Dwiyanti
6,40
6,50
7,00
6.
Lukman
5,50
6,60
7,70
7.
Muhammad Anwar
6,50
7,70
7,90
8.
Meilia Rusanti
6,60
7,70
7,90
9.
Nur Hidayah
6,60
6,90
7,00
10.
Nur Aini
4,70
6,80
7,80
11.
Oky Pratama
5,70
5,80
7,90
12.
Purwanti
4,40
6,40
7,40
13.
Ria Eka lestari
5,40
6,50
6,70
14.
Rohayati
5,70
6,80
7,90
15.
Riky Andrean
5,50
6,50
7,60
16.
Sulistiyorini
5,90
6,90
8,00
17.
Sujarwo
6,60
7,70
8,80
18.
Suranto
6,70
7,80
8,90
19.
Susi Lestari
5,50
6,60
8,70
20.
Siti Mukodimatul K.
6,50
7,70
8,80
21.
Titin Sholekah
6,50
7,60
8,80
22.
Tiar Dewi Fortuna
6,80
7,90
9,00
23.
Tria Junianto
6,60
8,70
8,80
24.
Victor Imanuel S.
4,80
5,90
6,90
25.
Yoga Aprianto
6,60
7,80
8,90
Jumlah
148
172,5
97,5
Rata-rata
5,60
6,90
7,90
Sumber: Data setelah diolah, 2012

Tabel 4. Keberhasilan nilai mata pelajaran IPA Pra siklus, Siklus I, Siklus II
              Kelas IVA SD Negeri 3 Agung Jaya Kecamatan Way Kenanga,
              Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun pelajaran 2013/2014
No
Uraian
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1.
IPA ≤ 60
14
3
0
2.
Rata-rata
5,60
6,90
7,90
3.
Persentase
Tidak Tuntas
54%
0,3%
100%


B.       Refleksi

Dalam perbaikan pembelajaran baik pertama maupun kedua, penulis merefleksikan, melakukan hal antara lain:
a.       Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dalam rangka meningkatkan pemahaman suatu materi.
b.      Membuat bentuk latihan dan tugas dengan tipe soal yang berbeda-beda agar siswa terampil mengerjakannya.
c.       Meningkatkan frekuensi latihan-latihan atau contoh-contoh mempertimbangkan waktu yang tersedia.

Selam penulis melakukan kegiatan perbaikan pemebalajaran baik guru maupun siswa terjadi hal-hal sebagai berikut:
a.       Siswa sangat cepat merespon pelajaran yang disajikan guru.
b.      Siswa dalam kegiatan pembelajaran tidak cepat merasa bosan
c.       Siswa terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif, hal ini terlihat dari minat siswa

C.      Pembahasan Per Siklus
1.        Siklus Pertama
Pada siklus pertama kegiatan yang dilakukan yaitu membuat rencana pembelajaran dan mempraktekkannya dengan diamati oleh teman sejawat. Adapun pelaksanaannya berupa:
a.       Untuk mata pelajaran IPA tentang energy panas
b.      Membentuk kelompok untuk memudahkan pengisisan lembar kerja siswa
c.       Guru membimbing dalam proses pembelajaran
d.      Siswa mengerjakan soal latihan
e.       Mengadakan Tanya jawab untuk membahas soal-soal
f.       Memberikan pekerjaan rumah

Penulis selain mengajar juga mengadakan penelitian terhadap kegaiatan aktivitas pemahaman siswa dalam proses pembelajaran pertama sebagai berikut. Hasil pembejaran siklus I masih belum memuaskan karena persentase nilai yang mendapat di atas 60 sebesar 64% atau sebanyak 9 siswa yang nilainya ≤ 60, berarti tingkat pemahaman pelajaran IPA masih rendah. Sehingga, perlu diadakan perbaikan kembali. Perlu diadakan metode pemberian tugas yang lebih bervariasi dan tepat sehingga siswa memahami konsep yang akan kita sampaikan.
2.        Siklus Kedua
Pada siklus II pada umumnya kegaitan yang dilakukan oleh penulis sama dengan siklus pertama yaitu membuat rencana perbaikan pembelajaran kedua dan mempraktekkannya, dimana penulis selain mengajar juga melakukan penelitian terhadap aktivitas dan pemahaman. Ada beberapa perubahan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA. Diadakanlah kegiatan awal dan kegiatan akhir sebagai berikut:
a.       Untuk mata pelajaran IPA, tentang energi panas
b.      Membentuk kelompok untuk memudahkan pengisian LKS
c.       Memberikan contoh-contoh cara yang mudah untuk mengerjakan soal
d.      Guru membimbing saat proses pembelajaran
e.       Siswa mengerjakan soal latihan
f.       Mengadakan Tanya jawab untuk membahas soal-soal
g.      Member pekerjaan rumah

Pada siklus II siswa memperoleh nilai di atas 60 dengan persentase sebesar 100%. Nilai tersebut menunjukan kemajuan dengan rata 7,90 dengan nilai tersebut adanya kemajuan dan peningkatan siswa dalam materi energi panas. Dalam arti ada kemajuan yang relevan dengan usaha penulis dalam memunculkan keterampilan mengajar  variasi dengan menerapkan metode pemberiam tugas. Dengan meningkatkan hasil pemahaman siswa dapat diartikan pemahaman siswa dalam pengajaran akan lebih baik, bahkan aktivitas siswa dalam belajar telah meningkat.

D.      Deskripsi Temuan
Berdasarkan uraian di atas kita sebagai guru seyogyanya berpikir bagaimana melaksanakan proses belajar mengajar yang ideal dan dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga memiliki kemampuan berfikir kritis. Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada mengajar, karena di dalamnya tersirat satu kesatuan kegiatan yang tidak dapat terpisahkan antara siswa dan guru yang mengajar.menurut Balen (1993) pengembangan keterampilan yang dilaksanakan untuk mengaktifkan siswa belajar ada tiga yaitu keterampilan berpikir, keterampilan social dan keterampilan praktis. Keterampilan berpikir dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis melalui proses belajar mengajar dengan model pengembangan berpikir kritis. Interaksi dalam proses belajar mengajar tergantung kepada faktor yang menyangkut kesiapan siswa dan guru salah satunya adalah faktor pemecahan masalah. Setiap siswa dalam belajar menyukai tantangan. Belajar yang memiliki tantangan yang sesuai dengan tingkatan kemampuan siswa akan mendorong mereka untuk belajar. Untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana melaksanakan proses belajar mengajar yang ideal dan dapat melibatkan siswa secara efektif sehingga memiliki kemampuan berpikir kritis.

Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan fokus perbaikan upaya meningkatkan minat belajar siswa melalui metode pemberian tugas. Dengan metode pemberian tugas akan melatih siswa untuk berpikir kritis dengan masalah-masalah yang harus dipecahkan, sehingga secara langsung siswa aktif dalam pembelajaran. Untuk mendukung pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini penulis memperhatikan kriteria dalam memilih masalah sebagaimana dijelaskan oleh Abimanyu (Tim Penulis Proyek PCSM, 1999) dalam buku materi pokok penelitian tindakan kelas (PTK) oleh Dr.I.G.A.K klardon,bahwa dalam memilih masalah perlu memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a.       Jangan memilih masalah yang anda tidak kuasai
b.      Ambillah topik yang sekalanya kecildan relatih terbatas
c.       Pilih masalah yang dirasakan paling penting bagi anda dan murid anda
d.      Usahakan dapat dikerjakan secara kolaboratif
e.       Kaitkan masalah PTK dengan prioritas secara pengembangan sekolah.













V.     SIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan

Dari hasil pemabahasan yang diperoleh penulis, setelah menganalisis data dari penskoran temuan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Berdasarkan analisis keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui aktivitas siswa baik siklus I dan II mata pelajaran IPA SD Negeri 3 Agung Jaya Kecamatan Way Kenanga Kabupaten Tulang Bawang Baratmenunjukkan hasil yang positif artinya ada perubahan menuju peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2.      Adapun prosedur atau langkah-langkah dalam metode pemberian tugas meliputi membentuk kelompok untuk memudahkan pengisian LKS, memberikan contoh-contoh cara yang mudah untuk mmengerjakan soal, guru membimbing saat proses pembelajaran, siswa mengerjakan soal latihan, mengadakan tanya jawab untuk membahas soal-soal, dan memberi pekerjaan rumah.

B.  Saran Tindak Lanjut

Saran dalam Peenlitian Tindakan Kelas ini adalah:
1.      Bagi siswa kiranya dapat meningkatkan minat belajar dengan benyak membaca pengetahuan dari perpustakaan.
2.      Hendaknya guru sebelum melakukan tugas dapat membuat rencana pembelajaran yang sistematis dengan benar.
3.      Penggunaan Metode pemberian tugas hendaknya dipahami benar oleh guru karena keberhasilan suatu pembelajaran juga ditentukan oleh faktor keterampilan mengajar variasi.
4.      Guru hendaknya selalu memotivasi siswa terutama dalam menumbuhkan keingin tahuan serta menyelidiki hal baru.
5.      Bagi pengelola pendidikan dan dinas instansi terkait hendaknya dapat memfasilitasi keperluan pendidikan pada umumnya dan khususnya memenuhi alat peraga semua mata pelajaran secara bertahap dan pasti dalam rangka kelancaran proses belajar  mengajar.


DAFTAR PUSTAKA


Andayani, dkk. 2005.Pemantapan Kemampuan Profesional, Edisi Kesatu. Pusat
            Penerbit Univeristas Terbuka: Jakarta.

Anderson, Lorin W and Krathwohl, David R. 2001. A Taxonomi for Learning
Teaching and Assessing A Revision of Bloom’s  Taxonomi of Education Objective. Longman: New York.

Bloom Benyamin S., and Masia, Bertram B. 1970. Taxonomi of Educational
            Objective. David Mc Kay Company, Inc: New York.

Gagne, Robert M., Briggs, Leslie J., and Wagner Walter W. 1992. Principples of
            instructional Design . Harcourt Brace Jovanovich College Publishers:
            Orlando.

Surya B, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Rajawali: Jakarta.

Syafari. 2002. Menganalisa Hasil Belajar Siswa dan Sumber Daya Pendidikan.
            Dirjen Dikdasmen: Jakarta.

Wardani, I.G.A.K., Wihardil, K Nasoetion N. 2004. Penelitian Tindakan Kelas.
            Pusat Penerbitan Universitas Terbuka: Jakarta.

Wardani, I.G.A.K. 2003. Ketrmpilan Dasar Mengajar. Pusat Penerbitan

            Universitas Terbuka: Jakarta.

0 komentar:

Next Prev
▲Top▲